BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Sirgina Firdaus

express themselves with a short story

Rabu, 07 Juli 2010

Pengutil Cinta --> 1

“Hei kamu ! Babu aja gaya nya selangit.” Maki Diana.
“Maaf Bu, saya tak sengaja.” Kata si pembantu, menunduk.
“Kamu itu dibayar buat kerja bener ! bukan buat bikin kesalahan ! Rugi donk saya nge bayar kamu. Jangan panggil saya Bu, saya masih mudah dan lajang.” Makian Diana semakin menyakitkan hati.
“I.. Iya maafkan saya Non.” Ucap Bik Jah, masih menunduk.
“Maaf maaf. Sudah bersihkan semua ini ! sekali lagi kamu buat kesalahan. Kamu saya Pecat !” perintah Diana, menunjuk ke lantai dengan pecahan gelas yang berserakan.
“Baik Non.” Bik Jah menurut.
Diana. Seorang wanita karier yang bekerja di Perusahaan ternama industri Perminyakan, sampai saat ini masih melajang. Sifat keras kepala dan sombong lah yang membuatnya tak disegani para kaum adam. Angkuh dan keegoisan Diana tatkala sering merugikan orang lain. Ntah apa yang ada dibenaknya, bahkan ia pun tak peduli perihal orang sekitar. Termasuk keluarga nya.
Diana bukan wanita biasa. Tubuh yang porprosional dan paras cantiknya selalu memikat kaum adam. Namun, semuanya pergi menjauh tatkala Ia bersikap kasar. Hingga suatu ketika Diana bertemu dengan seorang lelaki, sahabat temannya.

“Perkenalkan, saya Arif.” Kata lelaki itu, menjabat tangan Diana.
“Oh. Saya Diana.” Balas Diana, tersenyum.
“Panggil mbak atau bu ?” Tanya Arif.
“Mbak aja. Dan bagaimana saya harus memanggil anda ?” Tanya Diana, sopan.
“Mas saja, Mbak Diana.” Jawab Arif. Keduanya tertawa.
“Mas Arif kerja dimana?” Tanya Diana menyelidik.
“Saya bekerja sebagai abdi Negara. Kalo mbak Diana? ” Jawab Arif dengan bangganya.
“Wah, Polisi atau TNI ? saya sebagai Manager salah satu Industri perminyakan.” Kata Diana, sama bangganya.
“TNI mbak. Wah kalau begitu gaji yang didapat tentu saja besar?” Tanya Arif, kagum.
“Ah, tidak seperti itu juga mas. Mas Arif juga tentu berpenghasilan besar juga bukan ?” tanya Diana.
“Ya begitulah. Yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.” Jawab Arif.
“Oh ya. Ngomong-ngomong Mas Arif masi Jaka atau Duda? Maaf mas sebelumnya.” Tanya Diana, tertarik.
“Gak apa-apa Mbak Diana. Jelas saya masih Jaka. Memang ada wajah-wajah duda? Mbak Diana sendiri bagaimana ?” tanya Arif.
“Oh. Enggak juga sih. Tapi masak cakep ginigak ada yang mau? Hehe. Status saya juga sama dengan Mas Arif.” Tutur Diana.

Dan seterusnya, keduanya masih antusias menanyakan berbagai macam info dan asal usul masing-masing. Diana tertarik dengan Arif, bukan dari segi wajah melainkan pekerjaan yang bisa dibanggakan kelak ketika ia sudah berumah tangga. Masalah uang tak masalah bagi Diana, yang paling penting Ia dihormati setiap orang.
Di lain sisi, Arif. Sebenarnya bukan seorang Perjaka. Ia sudah memiliki 2 orang buah hati sejak 1 tahun silam. Namun 1 tahun yang lalu, ia baru saja berpisah dengan istrinya. Bukan Arif memang yang menceraikan sang istri, sebaliknya. Alasan mantan istri Arif menceraikan Arif ialah sikap Arif kasar, suka main tangan, keegoisan yang mencelakai orang lain dan mengabaikan kewajibannya baik sebagai seorang Bapak dan suami. Memang, tak jauh beda dengan Diana. Arif juga tergolong bersifat Egois, sombong, dan terlebih lagi suka bersikap kasar pada keluarga.
Walau sesungguhnya Arif orang yang tegas dan taat peraturan, di tempat kerja nya pun jarang ada orang yang segan dengannya. Itu tadi, sifat Arif yang egois dan sombong membuat rekan kerja enggan bekerja sama dengannya. Namun walau begitu, Arif masih bertindak seenaknya, karna dia merasa berkedudukan tinggi.

“Mas Arif lagi dimana ? bisa makan siang bareng?” tanya Diana di telfon.
“Di kantor mbak Diana. Boleh, makan di tempat biasa kah Mbak ?” tanya Arif.
“Iya deh mas. 30 menit lagi saya sampai.” Kata Diana.
“Iya mas, sampai jumpa disana.” Akhir Arif.

Ketertarikan Diana kala itu ternyata masih berlanjut hingga masa pendekatan.

0 komentar: